Selasa, 18 Juni 2013

APRESIASI SENI

Pengertian Apresiasi Seni
Grafien dalam suatu blognya menjelaskan bahwa apresiasi seni diartikan sebagai menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.
Apresiasi seni merupakan aktifitas jiwa yang dapat dimunculkan melalui kegiatan :
a. Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen. Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang seni.
c. Pengertian
Pada tingkat ini, diharapkan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f. Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga hal; value ( nilai ), empathy dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni dalam masyarakat. Sedangkan empathy, kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling, lebih pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni .
Sejalan dengan rumusan di atas S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermati kelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1). pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik.
Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macam kegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi periodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan cara memahami permasalahan di dalam seni.

Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

PENGERTIAN SENI

Materi Mata Kuliah: Apresiasi Seni 2008, Oleh: Arya Sugiartha,
Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar
Istilah “seni” yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris art, sebenarnya usianya masih sangat muda (istilahnya). Ditinjau dari segi etimologi, istilah ini masih sulit untuk dijelaskan.
Sebelum abad ke-15 istilah seni digunakan untuk menyebutkan apa saja yang punya peraturan. Ada istilah Seni berperang, seni memasak, seni bercinta, dokter yang belum praktek namanya Semi Art.
Perkembangan selanjutnya istilah art diklaim oleh seni rupa. Art hanya digunakan dalam bidang seni rupa, hal itu dapat dilihat dari buku-buku art semuanya tentang seni rupa, demikian juga Art Departement pada perguruan tinggi di Barat yang dikelola hanya seni rupa. Hal itu disebabkan karena daerah jelajah seni lainnya semua sudah punya nama seperti misalnya music, dance, theatre, drama dan sebagainya..
Ada yang menyebutkan istilah Seni berasal dari kata ”sani” dalam bahasa sansakerta yang berarti pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan, atau pencarian dengan hormat dan jujur. Ada juga yang menyebutkan istilah seni berasal dari bahasa Belanda ”genie” yang artinya jenius.
Istilah ”seniman” merupakan istilah yang baru populer di masyarakat kita. Soalnya pekerjaan ini dahulu belum merupakan suatu profesi, yaitu spesialisasi yang dikerjakan oleh dalam sebagian besar masa hidupnya.
Definisi yang paling bersahaja menyebutkan bahwa, Seni adalah keindahan yang dibuat oleh manusia.
Everyman Encyclopedia menyebutkan bahwa, Seni adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena dorongan kebutuhan spiritual.
Perkataan “apresiasi”berasal dari kata asing “appreciatie”(Belanda),” appreciation”(Inggris), dan menurut kamus-kamus inggris ,”to apreciate” yaitu bentuk kata kerjanya, berarti: to judge the value of; understand or enjoy fully in the right way (Oxford); to estimate the quality of; to estimate rightly; to be sensitively aware of (Webster); dan masih ada yang menambahnya dengan …to be sensitive to the aesthetic value of.
Materi mata kuliah apresiasi seni

Untuk Memberikan komentar gunakan Fasilitas Forum > Berita. Fasilitas ini dapat diakses melalui alamat: http://forum.isi-dps.ac.id

Catatan:
Tulisan ini diambil dari: http://www.isi-dps.ac.id/artikel/materi-mata-kuliah-apresiasi-seni-oleh-arya-sugiartha

Rabu, 12 Juni 2013

BANK SOAL

1.        Pengertian
Secara sederhana, bank soal yang biasa dikenal para pendidik didefinisikan sebagai kumpulan  dari  butir-butir  tes.  Akan tetapi  bank  soal  bukan sekedar sekumpulan soal-soal saja. Bank soal mengacu pada proses pengumpulan soal-soal, pemantauan  dan  penyimpanannya  dengan  informasi  yang  terkait  sehingga mempermudah  pengambilannya  untuk  merakit  soal-soal (Thorndike,  1982).
 Millman (dalam J. Umar, 1999) mendefinisikan bank soal sebagai kumpulan yang relative  besar,  yang  mempermudah  dalam  memperoleh  pertanyaan-pertanyaan penyusun  tes.  “Mudah”  mememiliki  pengertian  bahwa  soal-soal tersebut  diberi indeks,  terstruktur,  dan  diberi  keterangan  sehingga  mudah  dalam  pemilihannya untuk disusun sebagai perangkat tes pada suatu ujian. 
 Senada  dengan  pengertian-pengertian  di  atas,  Choppin  (dalam  J.  Umar, 1999)  memberikan  definisi  bahwa  bank  soal  merupakan  sekumpulan  dari  butir-butir  tes  yang  diorganisasikan  dan  dikatalogkan  untuk  mencapai  jumlah  tertentu berdasarkan isi dan juga karakteristik butir. Karakteristik butir ini meliputi tingkat kesulitan, reliabilitas, validitas dan lain-lain.

2.      Karakteristik Bank Soal 
 Berdasarkan definisi bank soal, beberapa karakteristik bank soal yang perlu dipahami adalah sebgai berikut: 
a.       Setiap butir soal  pada bank  soal merupakan butir soal yang terkalibrasi (teruji).
Soal-soal disebut layak (suitable) mengandung pengertian soal berkualitas, baik dalam hal validitas (validity), keterbacaan (readability), keterukuran (measurable) maupun aspek ekonomisnya (efisien, lugas). Aspek validitas merupakan aspek yang paling penting dari setiap butir soal pada bank soal. Jika sebuah soal tidak teruji validitasnya maka tidak dapat dimasukkan ke dalam bank soal. 
b.      Setiap butir soal dilengkapi berbagai informasi berguna. 
Setiap butir soal pada bank soal memiliki berbagai informasi yang bermanfaat dalam penyusunan sebuah instrumen penilaian. Setiap butir soal pada bank soal disertai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengelola bank soal. Beberapa informasi yang menyusun spesifikasi butir soal antara lain materi pembelajaran ( subject matter), tujuan instruksional (yaitu SK dan KD), tingkat kelas, tingkat kesulitan soal, jenis atau tipe soal (misalnya pilihan ganda, jawaban singkat, uraian, dll), statistik butir soal (indeks validitas, indeks daya beda, indeks tingkat kesukaran, dll), nama penyusun soal, nama preview , dan masih banyak lagi. 
c.       Basis data ( soal-soal ) pada sebuah bank soal dibangun secara terstruktur.
Bank soal bukanlah kumpulan soal semata namun merupakan suatu organisasi butir-butir soal. Jadi, semua butir soal pada bank soal disusun secara sistematis sedemikian hingga antara butir soal yang satu dan yang lain memiliki hubungan (link) berdasarkan komponen spesifikasi yang sama. Dengan demikian, misalnya ketika seorang guru menghendaki beberapa butir soal yang dapat mengukur suatu kompetensi tertentu, maka penelusuran ke soal-soal tersebut mudah dilakukan dari sebuah bank soal. 

3.        Langkah Sederhana Membangun Bank Soal
            Mencermati karakteristik bank soal yang dijelaskan diatas, memang agak rumit dan harus memiliki pengetahuan yang memadahi untuk membangun suatu bank soal. Namun demikian kita dapat mengambil langkah alternatif yang lebih sederhana untuk memenuhi kriteria di atas, khususnya untuk membangun bank soal pilihan ganda sebagai berikut:
1.    Mintalah saran kepada teman sesama pendidik apakah kalimat kalimat soal yang tertulis dapat dipahami   oleh siswa, apakah SK/KD sesuai silabus, apakah mengacu kepada indikator, dan seterusnya.
      2.    Lakukan analisis hasil tes untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda,tingkat validitas, dst. Gunakan program komputer (ITEMAN) untuk melakukan langkah ini.
      3.    Kelompokkan tiap butir soal menurut SK/KD dan menurut tingkat kesukarannya.
Nah dengan tiga langkah tersebut, secara bertahap kita akan mamiliki bank soal yang semakin besar, sehingga pada saat kita akan menggunakannya untuk mengadakan tes, maka tinggal kita pilih butir soal yang sesuai SK/KD yang akan diujikan dan tingkat kesukaran yang proporsional.

SUMBER
MANUAL ITEM and TEST ANALISYS. Pusjian-Puslitbang-Depdikbud, 1999

wistie4ever.blogspot.com